31 Desember 2013 malam, Jakarta untuk pertama kalinya mengadakan acara Malam Bebas Kendaraan Bermotor (ini murni terjemahan bebas) atau Car Free Night di sepanjang jalan Sudirman sampai jalan Thamrin. berpusat di Bundaran Hotel Indonesia, ribuan orang berkumpul. mungkin juga puluhan ribu, kurang tahu dengan jelas angka pastinya, tapi yang pasti penuh sesak.
senang melihatnya? jelas senang, banyak warga Jakarta menikmati ruang publik (meskipun saat itu hanya di jalan raya yang biasanya dipenuhi kendaraan bermotor), berjalan kaki bergandengan tangan, sambil bersanda-gurau dengan teman, keluarga, kekasih, dalam satu kondisi yang jelas : hujan.
beberapa memakai payung, beberapa dengan tak acuh membiarkan badan basah terguyur air hujan. sayangnya hujan, suasana jadi lebih lembab, kusam, dan tak teratur. parkir kendaraan di Hotel Pullman Jakarta, karena kebanyakan tempat parkir sudah penuh. depan hotel sendiri, bagian terasnya, dipenuhi puluhan orang yang meneduh, yang sekedar berdiri juga sampai duduk santai, entah kenapa terlihat di mata lebih seperti sedang terjadi pengungsian. untuk keluar dari area hotel, pintu keluar masuk pejalan kaki hotel penuh sesak, yang mau keluar dan yang mau masuk sama banyak, hingga diberlakukan buka tutup. sedih, petugas yang bertugas harus sabar menghadapi puluhan orang yang tidak mengerti antri, menganggap bagiannya sudah terlalu lama menunggu lalu merongrong hingga memaki petugas. apalah susahnya sabar menunggu? :(
sampai di jalan Thamrin, bergabung dengan ratusan orang yang memenuhi jalan. mungkin yang paling dicari, perasaan bisa berjalan santai tepat di tengah jalan. banyak senyum sumringah, salah satunya juga di muka sendiri.
lalu lewat rombongan sepeda, lalu lewat rombongan penari, lalu lewat rombongan dari beberapa sekolah negeri di Jakarta. semua basah kuyup. dari tatapan mereka mungkin yang terbaca antara tetap semangat atau memang "sudah terlanjur basah kuyup ya sudah sekalian saja".
saat itu kami belum makan malam. pupus sudah rencana makan malam yang menyenangkan nan lezat, Plaza Indonesia dan Grand Indonesia yang dekat, isinya sudah pada lipat taplak meja. sebelum sampai pun sudah mencoba di beberapa restoran daerah Menteng, juga penuh, kecuali mau menunggu antrian yang sudah di nomor kelima. tak apalah tidak istimewa, lebih ke siapa yang sudah hadir di sini.
Bakmi GM seberang Sarinah. para pelayan yang sangat sibuk melayani puluhan pembeli. berniat pesan satu menu, ternyata sudah habis. pesan lagi, kehabisan lagi. tepat di meja sebelah, kakek dan nenek juga sedang memesan menu. ketika sampai di satu saat, mata ini bertemu dengan mata nenek dan lalu kami saling tertawa. berdua sama-sama mendapat jawaban "maaf yang itu juga sudah habis." mendapat seporsi mi ayam dan sepiring kecil sayur brokoli sepertinya sangat bersyukur
saat itu, baru jam sepuluh malam lewat. jalanan semakin ramai, hujan tak juga berhenti. dari depan Sarinah sampai lagi di dalam parkiran Hotel Pullman Jakarta saja perlu berjuang selama 45 menit. mungkin yang lain menikmati, kami tidak, lebih memilih pulang. sekilas ketika melewati pinggiran Bundaran Hotel Indonesia, menengadah ke atas dan yang terlihat hanya putih, asap ratusan kembang api sudah kelewat pekat.
niatan melihat kembang api tidak sirna begitu saja. lorong kamar yang menghadap ke taman Tugu Tani, ternyata justru jadi tempat yang sempurna untuk menikmati arena peluncuran kembang api.
sampai puas melihat permainan cahaya, lanjut dengan menonton satu film dengan santai sambil bergelung di dalam selimut. tahun pun berganti sudah.
selamat datang 2013.
selamat datang 2013.
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
sarapan pertama di tahun 2013, bagel sandwich with beef bacon and cheese. rasanya keras, tapi gurih. rasa daging yang legit, keju yang meleleh asam, asin dan manis.
seperti itukah dirimu wahai 2013?