Rabu, 22 April 2009

confession of narcism...




sebut kami narsis, silahkan, kami tidak peduli.
yang kami tahu, semua orang harus bangga akan dirinya sendiri.
toh, kami yakin, orang-orang yang mengkomentari kami dengan sebutan narsis sebenarnya hanyalah orang-orang yang masih malu untuk bisa berpose bebas sepuas hati dan sesuai karakter mereka di depan lensa kamera.
oh, come on, hari gini masih malu-malu. seandainya aja, dan mungkin memang sudah punya kamera di telepon genggam mereka, atau lebih syukur lagi mereka punya digital camera, mereka pasti sudah bergaya narsis diam-diam di kamar mereka masing-masing yang telah dipastikan terkunci rapat. mereka akan berhadapan dengan cermin dan akan mencoba berbagai gaya berfoto yang mungkin sudah cukup basi bagi kami.

nikmatilah itu semua.
nikmatilah keadaan kami yang bahagia akan diri kami sendiri.
semoga nantinya kita semua bisa berbahagia bersama-sama.

Kamis, 09 April 2009

cuap cuap tidak jelas..


hari ini adalah the Good Friday..
yang mungkin mesti beberapa kali, tanpa bosan, harus ku beri tau kepada teman-teman ku yang belum pada tau bahwa hari ini bukanlah hari Paskah. hari Paskah baru akan dirayakan pada hari Minggu besok. kesalahan sistem kalender kah yang menepatkan hari Paskah itu selalu di hari Minggu sehingga jarang orang yang menyadarinya bahwa Paskah itu bukan di hari Jumatnya, melainkan di hari Minggunya?
jelas bukan kesalahan sistem kalender! Jumat Agung atau the Good Friday, sesuai namanya, akan selalu jatuh pada hari Jumat. dan Paskah atau Easter atau Hari Kebangkitan Yesus Kristus adalah pada hari Minggunya, ketika Ia bangkit pada hari ketiga setelah hari penyalibannya di kayu salib pada hari Jumat Agung.
semoga tulisan saya ini bisa sedikit menjelaskan. tapi apa mungkin justru semakin membuat tidak jelas??
hehehe. forgive me Lord! (^^ ;)

kemarin pemilu di Indonesia baru saja dilakukan. secara serentak, bukan pemilunya, tapi secara serentak semua stasiun televisi mati-matian menyajikan metode quick-countnya masing-masing! bangun tidur jam 3 sore hari kemarin, menyalakan televisi, dan melihat 4 stasiun televisi swasta menyuarakan kehebatan metode quick-countnya masing-masing, dan yang ku lihat adalah beda semua! hahaha!
memang sih ku ga mengerti jelas bagaimana tepatnya analisa metode mereka itu, tapi sebagai orang awam saja, aku bisa melihat dengan tiap survey sudah berbeda, ya aku pun jadi sangsi, yang mana sih yang benar? yang mana yang salah? karena semuanya berbeda, sudah jelas tak mungkin semuanya benar! jadi, apakah sudah jelas semuanya juga salah? hahaha..

mengenai pemilu tadi, ku sudah jadi golongan putih. apa secara sengaja?
jawabannya adalah ketidak-sengajaan yang disengajakan untuk ketidak-sengajaan.
bingung? coba dibaca dan dipahami lagi ya....(^^)
yang pasti saya tidak mencontreng karena daerah asli saya berstatuskan penduduk adalah di Jakarta. dan saya lagi di Jogja. pemindahan hak kepemilihan dari Jakarta ke Jogja adalah hal yang paling rumit untuk terjadi di bulan ini. sedangkan memindahkan diri saya ini dari kota Jogja ke Jakarta juga merupakan hal yang setengah rumit dalam 3 bulan ini. jadilah saya tidak mencontreng. saya memilih, dengan sangat sadar dan bertanggung-jawab, untuk tidak mencontreng kemarin. semoga besok ketika pemilihan presiden, saya akan (bisa) menggunakan hak saya!


Senin, 06 April 2009

lorong itu..

lorong itu adalah lorong menuju kantor jurusan Sastra dan Bahasa Jepang UGM..
suasana lorong itu, seperti yang terlihat, terlihat agak modern dengan adanya dinding-dinding yang agak futuristik. beda, sangat berbeda dengan beberapa tahun yang lalu.
memang terkesan lebih modern, tapi dingin..

menjalani rutinitas sebagai mahasiswa yang sudah tidak punya beban perkuliahan, hanya menulis skripsi, hanya 1 kali dalam seminggu untuk menemui dosen untuk bimbingan, mungkin merupakan idaman bagi mahasiswa tingkat pertama dan kedua (seperti yang dikatakan dua-tiga adik angkatan saya). tapi bagi saya sendiri, bosan..

sesegera mungkin ingin sekali cepat lepas dari tugas penulisan skripsi ini. tapi justru juga tidak ingin lepas dari masa-masa kuliah yang menyenangkan ini.
cepat lepas dari skripsi adalah bisa lulus, wisuda, dan segera masuk ke dalam ritme kehidupan lainnya yaitu mencari kerja.
tidak cepat lepas dari skripsi adalah masih sangat bisa menikmati hari-hari senggang, terutama bisa bermain-main.

tadi baru saja membuka Kompas Cetak dan menemukan berbagai teori mengenai ramalan mengenai tahun 2012 yang diperkirakan menjadi kiamat atau akhir dari bumi ini.
pada tahun itu akan terjadi situasi yang bisa membuat bumi mengalami kehancurannya secara letak astronomisnya. apakah itu benar?
saya pilih tidak mau memikirkannya dulu untuk saat ini.
kemarin baru saja menonton film Knowing, temanya hampir sama dengan ramalan tahun 2012.
dalam film itu, beberapa orang terpilih bisa mendapatkan bisikan mengenai akhir dari bumi.
yang paling ku cermati dalam film itu adalah, penggambaran bencana yang cukup membuat saya bergidik. menyeramkan.
adegan ketika sebuah pesawat jet besar yang terjatuh di sebuah ladang. penggambaran yang sangat riil mengenai ledakan, teriakan minta tolong, tubuh-tubuh yang berusaha menyelamatkan diri akan tetapi akhirnya terkena ledakan besar juga..
oh God, aku ga bisa membayangkan jika ada keluarga atau teman-temanku yang mengalami hal itu.
adegan bencana kedua ketika kecelakaan jalur subway di kota New York. lagi-lagi, aku melihat betapa tidak berdayanya manusia menghadapi kecelakaan hebat dari sistem maupun benda ciptaan mereka sendiri, karena di atas manusia, di luar kehidupan manusia sendiri, masih ada sebuah kekuatan besar lainnya yang lebih berkuasa. kekuatan besar itulah yang dipahami dan ditakuti oleh sebagian besar manusia sehingga tercipta agama-agama di bumi ini.

hidup semakin ruwet. beberapa kali sempat terpikir, kenapa saya justru terlahir ketika masa bumi sudah seperti ini?
dan yang terpikir adalah, Tuhan memberi hidup di masa ini, karena masa inilah yang terbaik bagi saya. love you Lord!


di depan sana..


Gambar di atas diambil ketika ku sedang berjalan keluar dari hotel Cakra Kusuma.

Bukan dari menginap, tapi dari berkumpul bersama teman-teman Otsukaresama-sama.

Malam itu bukan malam yang spesial atau khusus di dalam 15 hari kegiatan kami. Malam itu hanya malam yang biasa, ketika kami semua telah selesai berkegiatan, selesai makan malam bersama, selesai briefing dan semuanya pulang ke kos masing-masing (kecuali teman-teman CheRits yang menginap di hotel itu tentunya). Namun justru di malam itu aku mengambil foto pemandangan di jalan keluar dari hotel karena ku merasa, ku pasti akan merindukan masa-masa itu. Merindukan masa-masa kami berkegiatan di desa Kalaijo, mengobrol bersama di dalam bus selama perjalanan pulang pergi Jogja-Bantul maupun ke tempat makan, bercanda gurau di area hotel, adalah hal yang bisa sangat lumrah untuk kami rindukan. Tapi bagiku, kenangan-kenangan kecil lainnya pun bisa menjadi sangat sentimentil.

Kenangan berjalan keluar area hotel, dengan perasaan “ah, akhirnya hari ini selesai. Satu hari terlewati, tinggal beberapa hari lagi..”

Ketika melamunkan kalimat itu, yang ada bukan perasaan senang kalau satu hari telah berlalu dan tinggal beberapa hari lagi yang harus dijalani sehingga aku harus senang, melainkan perasaan sendu bahwa satu hari telah lewat, satu hari yang sangat berharga untuk bisa ku jalani dengan mereka telah lewat dan tersisa hanya beberapa hari lagi bisa bersama dengan mereka.

Perasaan sendu itu tentunya sudah lewat, sudah beberapa hari kegiatan kami usai, teman-teman ku pun sudah balik ke Jepang. Namun, melihat foto itu, ku pun bisa mengalami kembali rasa sendu itu, lagi.

Rabu, 01 April 2009

with the Konan Joshi's...

jadi, kemarin itu, tepatnya kapan saya sudah lupa (akibat lama tak menyentuh blog ini..hiks..),
saya dan beberapa teman saya menjadi tim dari jurusan Sastra dan Bahasa Jepang yang bertemu dan menjalin kegiatan pertukaran budaya dengan mahasiswi-mahasiswi dari Konan Joshi Daigaku, dari Kobe, Jepang.

kenapa cuma para mahasiswi?
hehehehe.. ya karena Konan Joshi Daigaku adalah universitas khusus perempuan. tapi, katanya, ehmm ehmm, universitas itu adalah universitas paling elit di kota Kobe,
bahkan di daerah Kansai, Jepang. beuh..
dan yang saya lihat adalah, benar sekali. mereka beda dengan mahasiswi-mahasiswi dari Jepang yang pernah saya lihat. dari penampilan, beberapa sangat 'berdandan'. hahaha.
plus, barang bawaan mereka tidak luput dari bentukan brand-brand internasional ternama seperti Marc Jacobs.. beuh...(lagi)



isi kegiatan kami pada hari itu adalah kuliah kebudayaan, dimana kami saling bertukar informasi mengenai perbedaan budaya kedua negara, Indonesia dan Jepang.
walaupun dari kuliah tersebut lebih banyak mereka yang bertanya tentang kondisi budaya disini. hehehe. mereka lagi homestay di lingkungan UGM sih..

kami dari UGM mencoba menyajikan permainan dakon dan domikado, hehehe, mungkin nama permainan ini di tiap daerah bisa beda ya..
plus mereka pun mengajak kami main permainan seperti 'rizumu gemu' dan origami..

after all, thanks for visiting our university and our lovely city, Jogjakarta.
mata Jogja ni kite kudasai.. (^^)

yes, ada tempat tongkrongan baru..

sudah dibuka juga (akhirnya) Empire XXI di Jogja.
setelah sekian lama kami menanti kehadiran bioskop lainnya selain Amplaz 21 yang selama ini sudah semakin bobrok dalam menampilkan film-film terbaru di bumi pelajar ini.. please deh, mana mau kami-kami ini nonton film-film Indonesia yang kacangan gitu di Amplaz lagi?!

semoga, menjelang lulus ini (hahahaha,,,)
kami bisa tetap menikmati senangnya hidup di Jogja..hehehehe...

eksistensi diri..

dengan memasang foto saya sebesar ini di blog sendiri,
apakah saya sudah bisa dibilang menjadi eksis?
anak SD : apa itu eksistensi?
anak SMP : apa itu eksistensi?
anak SMA : ya gitu donk, kan kayak di Ef Es atau Ef Be, pasang foto narsis itu eksis!
saya sendiri : umm...ga tau ya..

mural itu..

Sebuah mural ada di tembok pinggir jalan di perempatan lampu merah Galeria, Jogjakarta. Malam itu, sudah larut, ketika lampu sedang merah, hanya ada tiga buah sepeda motor yang berhenti. Ku lihat mural itu dan ku ambil fotonya.
Tanpa ada maksud, untuk apa sebenarnya aku mengambil foto itu.
Tapi tak apa, buktinya aku bisa menulis sesuatu tentang hal itu di blog ini.

untuk Pola

Pola telah pergi.

Yang telah menemani ku selama tujuh tahun lebih, Pola sudah pergi.

Maafkan aku Pola, aku enggak bisa membelai Pola secara langsung ketika Pola berjuang dengan penyakit itu, ketika Pola sudah dekat dengan maut itu,

ketika Pola akhirnya terbaring lemas dan kaku di sore itu.

Pola sudah aman disana ya.

Terima kasih Pola. My sweetest..